Di sisi lain, saat pertama kali mendapatkan pesanan pertama sebagai pengemudi ojol, ia mengantar penumpang ke Tangerang, Banten.
Setelah menyelesaikan, ia baru mengetahui bahwa setiap orderan dipotong 20 persen dan itu berlaku sampai sekarang.
"Kalau dapat Rp 200.000, dipotong 20 persen. Kan lumayan," ucap dia.
"Dulu, dari 2016 sampai 2018, itu rata-rata Rp 700.000 per hari, dari 06:00 WIB sampai 19:00 WIB, dapat Rp 700.000," sambungnya.
"Coba saja kalau dipotong 20 persen jadi berapa dari setiap driver?,” ujar Rusli.
“Apalagi sekarang yang orderannya sulit," lanjutnya.
"Dulu kan kami juga masih pakai pulsa telepon, pengeluaran bensin, data internet terus jalan karena on aplikasi," tambahnya.
Baca Juga: Motor Driver Ojol Hilang Kena Bius Orang Ngaku Aparat di Boyolali Begini Kronologinya
"Keliling hujan-hujanan dan panas-panasan, pergi pagi pulang pagi, argo yang tak sesuai,” sambung dia.
Belum lagi, kata Rusli, permasalahan asuransi kecelakaan, status hubungan antara driver ojol dengan perusahaan, dan lain-lain.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR