Hamas sempat merasa dirinya tidak sanggup membagi waktu antara kuliah dan berkerja sebagai drver ojol, ditambah tidak ada waktu istirahat.
Akhirnya Hamas menjadi pialang atau makelar konfeksi karena dia melihat peluang teman-temannya yang mencari konfeksi.
Saat merasa peluang di konfeksi besar, dia masih melanjutkan pekerjaannya sebagai ojol hingga masuk semester 6.
"Dari ekonomi yang sulit, membuatnya berani bermimpi besar. Dengan modal Rp 1 juta, saya beli mesin sendiri (semester 4), membeli alat-alat sablon bekas, usaha itu saya lakukan di kos-kosan daerah Jojoran, Surabaya," kenang Hamas melansir laman UM Surabaya, Rabu (2/11/2022).
Pada saat masuk semester 6, dia berhenti menjadi ojol.
Tujuannya, agar dia fokus pada usaha konfeksinya, hingga akhirnya Hamas berhasil menambah beberapa mesin untuk bisnis konfeksinya.
"Alhamdulillah, saat ini sudah ada 15 mesin yang saya miliki sendiri dan semuanya beroperasi di Lamongan dan sedang proses pembangunan untuk kantor konfeksi dan akan membuka cabang di daerah Sekaran Lamongan," jelas Hamas.
Baca Juga: Profil Driver Ojek Online Tangan Satu, Kisah Inspiratif Buat Bikers
Di tengah kesuksesannya saat ini, Hamas memilih membesarkan usaha konfeksi di kota kelahirannya.
Berkat kegigihannya, saat ini dirinya telah memiliki 15 karyawan dan bisa menghasilkan omzet puluhan juta rupiah setiap bulannya.
Bahkan, dalam waktu satu tahun bisa menghasilkan Rp 1 miliar.
Saat ini, nama usaha yang didirikannya adalah Hamas Garment.
Nama itu melekat dalam dirinya dan sebagai personal branding bisnis yang dijalankannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Lulusan UM Surabaya Pernah Jadi Ojol dan Punya Bisnis Miliaran Rupiah"
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Albi Arangga |
Editor | : | Indra GT |
KOMENTAR