Baca Juga : Waduh, Kenapa Nih Rumah Artis Cantik Luna Maya Diserbu Oleh Pengendara Ojek Online
"Kadang-kadang sih memang cuma satu, dua, tiga yang lewat. Cuma kalau pembiaran begini terus dilakukan ya jangan heran kalau nanti dianggap wajar suatu hari kalau tempat pejalan kaki dikuasai motor," sambung Ernest.
Ada pula Romi (31), yang berjalan kaki ke halte mengaku risau dengan banyaknya motor yang melintasi trotoar.
"Masalahnya mereka ngebut karena ngeliat kita (pejalan kaki) minggir, trotoarnya lega. Ya masa kita enggak minggir kalau mereka keroyokan gitu?" ujar Romi.
Sependapat dengan Romi, Risa (21), mahasiswi yang sedang kuliah sembari magang ini mengatakan ingin menegur para pelanggar tersebut.
Baca Juga : Warga Berhamburan, Toyota Agya Ugal-ugalan Seruduk Dua Pemotor, Driver Ojol Tutup Usia
Namun nyalinya tidak cukup kuat karena ia tak yakin ada pejalan kaki lainnya yang cukup peduli.
"Pengin sih negur, kalau bisa dijitakin. Cuma saya siapa? Mereka juga pasti ngerasa benar, apalagi ramai-ramai. Sayanya sendiri, (pejalan kaki) yang lain entah mau ikut campur apa nanti saya dianggap mau cari perhatian segala macamlah," ucap Risa.
Risa berharap, trotoar dibuat semacam pagar agar menyulitkan para pemotor lewat.
Padahal menurut Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Yusuf, melintas di trotoar pejalan kaki dengan mengendarai motor merupakan bentuk pelanggaran hukum.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fadhliansyah |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR