Pada akhirnya, bakal menghemat anggaran negara untuk penyakit pernapasan hingga Rp 38 triliun.
"Kita hitung di situ, kalau itu terjadi sulfur tadi dikurangin, itu akan mengurangi orang yang sakit ISPA," ungkapnya.
"Dan itu juga (berdampak) kepada kesehatan (menghemat) sampai 38 triliun ekstra pembayaran BPJS," sambungnya.
Menurut Luhut, saat ini pengembangan bioetanol sedang dilakukan Pertamina, yang diharapkan berjalan dengan baik sehingga bisa segera diterapkan.
"Ini sekarang lagi proses dikerjakan Pertamina," lanjut dia.
"Nah, kalau ini semua berjalan dengan baik, kita bisa mengemat lagi (anggaran negara)," kata Luhut.
Baca Juga: Warga Labuan Bajo Menjerit Harga Pertalite Melonjak Dijual Rp 35 Ribu Per Liter
Saat ini Pertamina punya satu jenis bensin dengan campuran bioetanol, yaitu Pertamax Green 95.
Dilansir dari website resmi Pertamina, Pertamax Green 95 adalah bahan bakar nabati untuk kendaraan bensin pertama di Indonesia yang menggunakan formulasi campuran bensin ditambah bioetanol 5 persen dari molase tebu.
Beredar juga isu jenis bensin baru pengganti Pertalite, bernama Pertamax Green 92.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR