Misalnya, karena pemapasan head atau blok, ketebalan paking head dan blok, kedalaman coakan piston, tinggi rendahnya mendemnya piston, bentuk kepala piston yang jenong, dan sebagainya juga akan mempengaruhi angka kompresi statis.
Untuk mencari angka rasio kompresi bisa menggunakan rumus = (Volume langkah (kapasitas mesin) + Volume ruang bakar (lewat proses buret)) : Volume ruang bakar.
Rasio Kompresi Dinamis
Selain kompresi statis, dikenal juga istilah kompresi dinamis.
Rasio Kompresi statis yang tertulis itu dihitung dengan asumsi ruang bakar tertutup penuh.
"Padahal, ruang bakar enggak selalu tertutup penuh karena ada mekanisme buka tutup klep yang membuat ruang bakar tidak kedap," ungkap pria yang akrab disapa Wibi.
Baca Juga: Pertalite atau Pertamax yang Cocok untuk Motormu? Pertamina Beri Panduan Buat Semua Merek Motor
Dari situlah muncul istilah kompresi dinamis yang mempertimbangkan posisi klep in saat proses langkah kompresi.
Klep in yang belum menutup sempurna pada langkah kompresi membuat sebagian tekanan kompresi ruang bakar ‘bocor’ melalui port IN.
Inilah yang disebut kompresi dinamis.
"Nilai kompresi dinamis akan dipengaruhi oleh waktu atau timing buka tutup klep yang diatur noken as," ucapnya.
"Semakin cepat klep in menutup, semakin tinggi kompresi dinamisnya. Semakin lambat klep In menutup, semakin rendah pula kompresi dinamisnya," jelas Wibi.
"Agak rumit untuk mengetahui berapa sebenarnya angka pasti rasio kompresi dinamis, tapi yang pasti rasio kompresi dinamis selalu lebih rendah dari kompresi statis," singkatnya.
"Bisa dibilang, rasio kompresi dinamis adalah nilai kompresi sebenarnya. Karena berdasarkan kondisi sesungguhnya saat terjadi langkah kompresi diruang bakar," tutup Wibi.
Penulis | : | Indra Fikri |
Editor | : | Aong |
KOMENTAR