MOTOR Plus-Online.com - Saat uji emisi motor tercatat hasil nilai O2 tinggi, apakah tergolong bagus atau jelek?
Ahli pun kasih penjelasan jika mendapatkan nilai O2 yang tinggi setelah melakukan uji emisi motor.
Meski tilang emisi dibatalkan, namun hasil uji emisi kendaraan disebut-sebut akan digunakan saat bayar pajak kendaraan.
Saat melakukan uji emisi motor, ternyata kandungan oksigen atau O2 bisa mempengaruhi hasil uji emisi.
Uji emisi pada saat ini dinilai dari kandungan hidrokarbon (HC) dan karbon monoksida (CO) yang dihasilkan dari sisa gas buang.
"Di udara itu mengandung oksigen, 70 % adalah nitrogen dan sisanya oksigen," ujar Dr. Eng. Ir. Iman K. Reksowardojo M.Eng, Pakar Motor Bakar, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), Institut Teknologi Bandung (ITB) dikutip dari GridOto.
Ketika proses pembakaran di mesin motor, oksigen dibutuhkan oleh bahan bakar agar bisa terbakar sempurna.
Hal ini berefek dalam emisi gas buang, senyawa Hhidrokarbon (HC) berkaitan dengan oksigen atau O2.
Baca Juga: Modal Rp 150 Ribu Servis Knalpot Motor 2-Tak Bisa Lulus Uji Emisi, Yamaha YT 115 Ini Buktinya
"Kalau jumlah oksigen atau O2 banyak ditemukan di gas buang, berarti oksigen tidak bereaksi dengan bahan bakar," ungkap Prof Iman.
"Nah, kalau kadar oksigen-nya atau 02 banyak kemudian nilai hidrokarbon (HC) juga banyak berarti bahan bakar tidak terbakar dengan baik," lanjutnya.
Prof Iman melanjutkan, nilai oksigen atau O2 dengan hidrokarbon (HC) haruslah seimbang.
"Prinsipnya itu balance massa saja, atau seimbang," jelas Prof Iman.
"Yang membakar itu perlu oksigen, kalau oksigen dan hidrokarbon (HC) masih banyak berarti ia tidak terbakar dengan baik," lanjutnya.
Hal ini terjadi karena ada beberapa penyebabnya, salah satunya bisa dari bahan bakar.
"Penyebabnya macam-macam, bisa dari bahan bakarnya (jelek), bisa juga waktu pembakarannya (tidak tepat). Kondisinya enggak sama atau lebih jelek pembakarannya," tutupnya.
Jadi jika hasil uji emisi motor menunjukkan nilai O2 cukup tinggi, maka pertanda kurang baik.
KOMENTAR