Ini tentunya bisa meningkatkan keresponsifan mesin, karena ukuran v-belt juga jadi lebih pendek.
Buat stop and go di jalanan padat efeknya tarikan jadi tetap cepat.
Namun ketemu jalanan kosong meraih kecepatan tinggi terasa cukup lama karena meskipun torsi 10,6 Nm di 4.500 rpm, tapi tenaga maksimal tergolong kecil, cuma 8,3 dk di putaran mesin 6.500 rpm.
Tapi ada enaknya juga, ketika kecepatan sudah tinggi mesin terasa rileks, khas CVT yang dikasih roller berat. Efeknya konsumsi bensinya bisa irit banget.
Kombinasi antara mesin yang tak mudah “teriak” dengan pakai roller berat serta punya tenaga tambahan dengan teknologi hybrid di kecepatan rendah, ampuh membuat mesin Fazzio ini jadi hemat bensin.
Apalagi ada fitur SSS (Stop & Start System) yang otomatis mematikan mesin jika berhenti lebih dari 5 detik.
Pakai bahan bakar Pertamax dan dipakai untuk penggunaan harian dengan kondisi jalan beragam, kadang macet kadang lancar, kadang ngegas kalem kadang gas pol sampai mentok, rata-rata konsumsi bensinnya bisa tembus 51,6 km/liter! Irit banget kan!
Metode yang digunakan tentu saja full to full yang dilakukan 3 kali dan diambil rata-rata, karena di spidometernya enggak ada info konsumsi bensin.
Baca Juga: Tantang Vespa dan Yamaha Fazzio, Keeway Rilis Motor Baru 150 cc Desain Skutik Retro
Sebagai catatan tambahan, postur tester 173 cm berbobot 64 kg, gaya berkendara agresif.
Kalau cara berkendaranya kalem, ada kemungkinan dapat angka yang lebih irit dari itu.
Dengan kapasitas tangki bensin 5,1 liter, artinya sekali ini setidaknya bisa untuk menempuh jarak 263,16 km!
Atau setara jarak Jakarta sampai Brebes, Jawa Tengah lewat jalur Pantura. Lumayan jauh ya!
Kalau dipakai di Pantura yang kosong pastinya akan lebih jauh lagi tak sekadar sampai Brebes.
KOMENTAR