MOTOR Plus-online.com - Ada yang pernah berpikir enggak kenapa motor jenis sport selalu gunakan suspensi jenis monoshock di belakang.
Berbeda dengan motor jenis bebek, cruiser atau spoert touring yang umumnya masih pakai double sok belakang.
Sebenarnya jika melihat fungsinya baik monoshock maupun double sok sama-sama sebagai peredam kejut motor.
Namun kedua tipe tersebut akan punya fungsi yang lebih pas, bila digunakan pada motor yang sesuai dengan peruntukannya.
(BACA JUGA: Ini Perbedaan Suspensi Monoshock dan Twinshock, Referensi Untuk Pemodifikasi)
Contohnya ada motor yang dibuat untuk memanjakan perjalan jalan jauh, ada yang dibuat untuk melibas jalan ekstrem dan ada juga yang butuh performa tinggi agar bisa cepat di sirkuit.
Nah, karakter itu yang mempengaruhi kontruksi pada sok belakang.
Salah satu alasan motor berjenis sport menggunakan tipe monoshock adalah untuk memangkas bobot motor.
Selain itu, motor jenis sport umumnya digunakan di jalan yang mulus bukan jalan rusak bergelombang.
(BACA JUGA: Komparasi Monoshock Honda New MegaPro FI VS Yamaha Byson, Semuanya Bisa di Adjust)
Makanya rigiditas dari monoshock dianggap pas untuk mendukung motor ini.
"Motor Sport atau motor balap umumnya berhadapan dengan aspal yang mulus seperti sirkuit atau jalan perkotaan. Makanya perlu suspensi yang lebih keras agar motor tidak mengayun saat berbelok," ucap Koko Adiyaksa, workshop manager Sportisi Motorsport
Untuk suspensi monoshock saat ini hampir semua produk sepeda motor menggunakan desain ini karena motor menjadi terlihat lebih sporty.
Tentu masih ada beberapa alasan lainnya kenapa motor jenis sport pakai monoshock.